Senin, 23 November 2015

Kata Mutiara Islami

Kita tidak akan pernah tahu bagimana menyembaNya sebelum kita mulai dengan bagaimana mencintaiNya

Makna : Untuk meraih makna ibadah yang sesungguhnya maka mulailah dengan mencintai Dia yang memerintahkannya

Alangkah luasnya bumi Allah ini, namun jika saatnya tiba, saat takdir datang maka angkasa pun menjadi sempit

Makna : Bumi yang kita tempati adalah anugerah yang sangat luar biasa dari Sang Khalik. Di dalamnya kita bisa mengisi hidup, saling mengenal, dan berbuat kebajikan. Namun jika takdir Allah datang (berupa kiamat), jangankan Bumi, bahkan angkasa sekalipun begitu mudah bagi Nya untuk melenyapkannya. Tidak ada tempat bagi manusia untuk lari dan bersembunyi, karena saat itulah dunia ini terasa sangat sempit.

Apakah engkau meremehkan suatu doa kepada Allah, apakah engkau tahu keajaiban dan kemukjizatan doa? Ibarat panah dimalam hari, ia tidak akan meleset namun ia punya batas dan setiap batas ada saatnya untuk selesai

Makna : Doa adalah senjata paling ampuh. Terkadang kita manusia terlalu tidak sabaran dalam menunggu dikabulkannya doa. Tetapi ingatlah, setiap doa pasti dikabulkan. Dan Allah menyediakan waktu yang terbaik untuk menikmati doa doa kita

Jangan berjalan dimuka bumi dengan penuh kesombongan dan congkak karena sebentar lagi engkau akan masuk kedalam bumi juga

Makna : Hidup ini begitu singkat, jangan pernah bersikap sombong. Karena tidak ada yang layak kita sombongi. Sebagai manusia, kita hanyalah makhluk yang berasal dari tanah (bumi) dan akan kembali ke sana juga.

Dunia yang kau lihat adalah tipu daya dan kebatilan layaknya fatamorgana yang nampak ditengah sahara

Makna : Dunia hanyalah tempat persinggahan. Kesenangan yang kita nikmati takkan bertahan lama. Jangan sampai kita terbuai dan menganggap dunia sebagai satu-satunya kehidupan

Barang siapa yang bersungguh-sungguh berjalan pada jalannya maka pasti ia akan sampai pada tujuannya

Makna : kesungguhan dalam hidup dengan berpegang teguh pada prinsip dan keyakinan akan membawa kita pada kesuksesan

Ilmu pengetahuan diwaktu kecil itu bagaikan ukiran diatas batu

Makna : Belajar saat usia dini akan membekas sampai mati

Tiap-tiap tempat ada kata-katanya yang tepat, dan pada setiap kata ada tempatnya yang tepat

Makna : Beda tempat, beda pula bahan pembicaraan. Dan setiap kata yang terucap haruslah sesuai dengan keadaan kita

Bukanlah anak yatim itu yang telah meninggal orang tuanya, tetapi sesungguhnya yatim itu adalah yatim ilmu dan akhlak

Makna : Yatim yang sesungguhnya saat kita kehilangan akal dan sikap (tatakrama)

Ilmu tanpa agama adalah suatu kecacatan, dan agama tanpa ilmu merupakan kebutaan

Makna : Ilmu dan agama harus berjalan sejajar dan bersama-sama. Kedaunya harus dibangun bersamaan. Tidak ada salah satu dari keduanya yang diistimewakan.

Kecantikan hakiki bukan dari wajah, melainkan terpancar dari hati

Makna : Hati yang bersih akan memancarkan kecantikan jiwa dan fisik.

Kegagalan adalah cara Allah untuk mengatakan bersabarlah karena aku memiliki sesuatu yang lebih baik untukmu saat waktunya tiba

Makna : Bersabarlah dalam menerima kegagalan karena ada keberhasilan besar yang menunggu kita dilain kesempatan

Keimanan yaitu percaya atas apa yang tidak kita lihat, dan pahalanya adalah kita akan melihat apa yang kita percayai

Makna : Keimanan adalah meyakini perkara ghaib. Biarkan mereka yang tidak mempercayai keyakinan anda. Karena suatu saat anda sendirilah yang akan melihat apa yang anda yakini

Keyakinan adalah ketenangan dalam hati yang tidak akan kita dapatkan tanpa perenungan yang mendalam

Makna : Keyakinan datangnya dari hati yang didasari oleh renungan dan pemikiran yang matang

Orang yang beriman, tidak akan membutuhkan penjelasan. Sebaliknya orang yang tidak beriman tidak ada penjelasan yang akan dipahaminya

Makna : Orang beriman meyakini perkara rasional maupun irasional. Sehingga penjelasan apapun tidak terlalu dipermasalahkan, karena mereka telah yakin. Bebeda dengan mereka yang tidak beriman

Diriku masih jauh dari apa yang aku impikan. Namun dengan pertolongan Allah, kedekatan aku dengan impian tak dapat dilukiskan lagi

Makna : Kita akan semakin dekat dengan kesuksesan bila menjadikan Allah sebagai satu-satunya pembimbing

Allah telah memberikan kekuatan besar dalam diri dan jiwa kita. Doa lah yang bisa mengaktifkan dan mengembangkan kekuatan itu

Makna : Kekuatan terbesar dalam diri kita adalah semangat yang tak pernah sirna. Dan semangat itu akan terus tumbuh selama kita selalu berdoa

Seorang yang penuh keberanian pastinya terdapat banyak keimanan dalam dirinya

Makna : Keimanan yang matang akan melahirkan pribadi yang berani

Kita tidak akan pernah kalah sampai kita menyerahkan semuanya kepada Tuhan

Makna : Tidak ada istilah kalah dalam hidup karena saati kita gagal itu berarti akan ada keberhasilan yang sedang menunggu

Kita diciptakan Allah untuk menyembahNya. Jika kita belum memahami maksud itu, maka hidup akan terasa kosong

Makna : Bahwa sesungguhnya Jin dan Manusia diciptakan untuk menyembah kepadaNya

Doa haruslah menjadi pembuka disiang hari dan penutup dimalam hari

Makna : Mulailah dan akhiri setiap aktivitas hidup anda dengan kebajikan berupa ucapan syukur (doa)

Allah tidak membuat kesalahan saat menciptakan kita. Kita harus melihat ke dalam diri kita sebagimana Dia melihat siapa kita

Makna : Tidak ada satupun kesalahan saat Dia menciptakan kita sebagaimana anak dan orang tua yang tidak pernah tertukar

Keimanan adalah tentang meyakini Allah saat kita tidak memiliki jawaban maupun saat jawaban itu tampak jelas

Makna : Keimanan yang sesungguhnya adalah meyakini sesuatu meski sulit dibuktikan dengan nalar (logika)

Minggu, 15 November 2015

Makna Sya'ir Turi-Turi Putih (buah karya SUNAN GIRI)

MAKNA TURI-TURI PUTIH (buah karya SUNAN GIRI)
Bagi masyarakat Jawa, peninggalan wali sanga berupa lagu “Turi-turi Putih” sudah tidak asing lagi. Bahkan ada sebagian masyarakat menyelinginya dengan bacaan shalawat. Lagu tersebut merupakan peninggalan wali songo, khususnya Sunan Giri. Memang tak ada bukti valid soal itu, tetapi satu hal bahwa lagu tersebut begitu populer dan digemari masyarakat. Jauh lebih penting dari itu, ternyata lagu tersebut mengandung pesan ajaran kearifan, kesadaran akan kematian, akan amal setelah manusia meninggal.
Begitulah pesan Jadi tembang bagi kanjeng Sunan Giri bukan sekedar bunyi dan irama yang enak didengar, tetapi pesan yang disimpan jauh lebih membekas dan membuat orang begitu menghayati lagu tersebut.
“Turi-turi putih,
Ditandur neng kebon agung,
Turi-turi putih
Ditandur ning kebon agung
Cumleret tiba nyemplung
Gumlundhung kembange apa,
Mbok ira,
Mbok ira,
Mbok ira,
Kembange apa?”

Terjemahan :
TURI-TURI PUTIH
Turi, artinya tak aturi: (saya kasih tahu).
Putih itu simbolisme dari kain kafan/ pocongan: orang mati yang dibungkus dengan kain kafan (kain mori warna putih).
Arti selengkapnya: Saya kasih tahu, bahwa kelak manusia itu akan mati.

DITANDUR NING KEBUN AGUNG: di tanam di kebon agung,
Artinya mati di kubur di sebuah makam.

CUMLERET TIBA NYEMPLUNG:
Sebuah gambaran dari orang mati yang sedang dimasukkan dalam kuburan waktunya cepat seperti kilat jatuh

GUMLUNDUNG KEMBANGE APA
Maksudnya, setelah orang yang mati itu selesai dikubur, maka kemudian akan diberi pertanyaan oleh malaikat soal amal perbuatannya.

MBOK IRA
MBOK IRA
MBOK IRA
KEMBANGE APA?
Mbok iro, adalah simbol manusia yang sudah meninggal, selalu akan ditanya:
Amal apa yang sudah Kamu diperbuat?
Bekal apa yang akan kamu dibawa?

Begitulah, makna yang bisa diambil dari lagu tersebut. Namun, pada perkembangannya, sudah dimunculkan jawaban-jawabannya. Misalnya adalah lirik tambahan yang bukan karya kanjeng sunan, seperti:
Mbok kira mbok kira mbok kira kembange apa?
Kembang-kembang m’lathi
Kembang m’lathi dironce-ronce
(Orang mati pada kelihatannya (biasanya) adalah membawa bunga melati yang dirangkai, dikalungkan pada peti jenazah.

Namun bukan itu yang sebenarnya yang dikehendaki Kanjeng sunan giri. Tetapi amal ketika hidup.
Maka lirik tambahan selanjutnya adalah:
Sing kene setengah mati
Sing kana ‘ra piye piye
Yang ada di sini (di dunia) susah setengah mati, tetapi yang di sana tidak ada apa-apa.
Ini adalah pandangan mata manusia pada umumnya.

Bagi mereka yang mau belajar dan mencari hikmah, justru hidup di dunia ini adalah kesusahan dalam rangka mempersiapkan amal kelak meninggal. Jika itu bisa dilakukan, maka benar adanya di sana dia tidak ada masalah yang berarti (sing kana ra piye piye) tetapi jika tidak ada amal, justru kehidupan di sanalah yang akan susah setengah mati.
Manusia lupa, bahwa dikubur siksanya setengah mati, tapi mereka hidup Ra piye-piye tidak melakukan tindakan dan amalan yang baik untuk bekal di alam kubur nanti.
Sebaik-baiknya peringatan adalah kematian.
*Shalawat Badar
*Turi-Turi putih

Reff.
Kembang mlati kembang mlati
Kembang mlati dironce-ronce
Ana kuburan setengah mati
Sing urip ora piye-piye

Kembang Kenanga kembang semboja
Disebar duwur kuburan
Dadi manungsa enggal tobato
Bali marang pengeran

Kembang puring kembang lancur
Ditandur sanding maisan
Sapa sing eling bakale mujur
Nikmat suwarga tanpa watesan

Makna Tersirat Dibalik Lagu Gundul-Gundul Pacul

Ada yang menarik dari sebuah kajian tentang lagu dolanan Jawa yang sudah lama sekali dkenal oleh masyarakat luas secara turun temurun. Lagu ini judulya Gundul-Gundul Pacul. Syairnya sangat sederhana dan banyak anak-anak Jawa yang hapal semuanya. Namun siapa sangka jika lagu sederhana ini ternyata memiliki makna filosofis dan kehidupan yang sangat dalam?
Mari kita simak FILOSOFI LAGU GUNDUL-GUNDUL PACUL, yang sudah banyak tersebar di media sosial.
“Gundul-gundul Pacul Cul
Gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul kul
gembelengan
Wakul nggelimpang segane
dadi sak latar 2x”
Gundul adalah kepala, dan orang jawa seringkali menggunakan istilah ini untuk kepala yang tidak memiliki rambut alias plontos. Namun kita akan melihat ‘kepala’ itu sendiri yang dianggap selama
ini oleh para kawula sebagai lambang kehormatan dan kemuliaan seseorang. Rambut adalah mahkota
lambang keindahan kepala. Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.
Sedangkan pacul: adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. Pacul adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani.
Gundul pacul artinya: bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.
Ada juga menurut Orang Jawa yang memaknai pacul sebagai papat kang ucul (empat yang lepas).
Artinya bahwa: kemuliaan seseorang akan sangat tergantung kepada empat hal, yaitu: bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.
  • Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
  • Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.
  • Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
  • Mulut digunakan untuk berkata-kata yang adil.
Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya. karena itu ‘Gundul-gundul Pacul’ bisa dimaknai dengan dua hal:
  1. Seorang pemimpin harus amanah, jaangan hanya memikirkan kehormatannya
  2. Gambaran seorang pemimpin yang tidak amanah, yang sudah kehilangan empat indera dan tidak sanggup lagi untuk menggunakan empat indra tersebut sebaik-baiknya.
Adapun Gembelengan artinya: besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.
Jadi, “Gundul-gundul pacul cul gembelengan’ artinya seorang pemimpin yang sejatinya harus menunaikan amanah rakyat ternyata menjadi sombong, selengekan, clelak-clelek, dan menjadikan kehormatannya sebagai sebuah permainan.
Sedangkan ‘Nyunggi-nyunggi wakul kul” artinya seorang pemimpin harus selalu nyunggi wakul (memikul bakul/tempat nasi, yang berarti mengupayakan kesejahteraan rakyat dan menjunjung amanah rakyat)
namun dalam realitasnya sering ditemui pemimpin yang ‘nyunggi-nyunggi wakul kul gembelengan’ atau pemimpin yang hanya mementingkan perut dan udelnya sendiri akhirnya WAKUL NGGLIMPANG (amanah jatuh tidak dapat dipertahankan) SEGANE DADI SAK LATAR (berantakan sia-sia, tak bisa bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat)
INTINYA, MARI KITA MEMILIH PEMIMPIN YANG AMANAH DAN TANGGUNG JAWAB BUKAN PEMIMPIN YANG MEMENTINGKAN UDEL-NYA SENDIRI. DAN BAGI PARA PEMIMPIN, SUDAH MENJADI KEWAJIBAN ANDA UNTUK MENGGUNAKAN 4 INDERA ANDA SEBAIK MUNGKIN AGAR TIDAK UCUL HINGGA WAKUL KALIAN MENJADI NGGELIMPANG. (rz)