Tidak semua dari kita jalan jihad dan
memperjuangkan agama Islam dengan menjadi ustadz/ulama yang mendalami agama.
Karena bisa jadi kita tidak dikarunia oleh Allah kelebihan dalam berfikir, mendalami
dan menghapal berbagai ilmu agama. Sebaliknya ada yang dikaruniai oleh Allah
kemampaun mencari rezeki, berbisnis dan mengelola keuangan. Sebagaimana para
sahabat tidak semua menjadi ulama, akan tetapi ada yang memperjuangkan Islam
dan dakwah dengan menjaga perbatasan (ribath) seperti Bilal bin Rabah,
ada yang menjadi saudagar kaya yang sangat darmawan seperti Usman bin Affan dan
Abdurrahman bin Auf dan ada juga yang menjadi ulama seperti Ibnu Abbas, Ibnu
umar dan Ibnu Mas’ud rahimahumullah.
Bagi yang memiliki kemampuan berbisnis atau
memiliki kelebihan harta maka ia bisa ikut memperjuangkan Islam dan dakwah
dengan kelebihan harta mereka, salah satunya dengan meng infaqkan sebagian
hartanya dan membiayai penuntut ilmu agama yang benar-benar punya semangat
mempelajari ilmu agama akan tetapi mereka mendapati kesulitan biaya.
Hal ini mempunyai beberapa keutamaan:
1.Mendapatkan juga pahala yang terus
mengalir sampai hari kiamat (MLM pahala)
Karena yang membiayai penuntut ilmu
belajar agama juga mempunyai peran. Ketika penuntut ilmu yang dibiayai mengajarkan
ilmu kepada orang lain atau memberikan hidayah ilmu kepada orang lain, maka
pahala mengalir juga kepada yang mengajarkan/ yang menunjukkan ketikayang
diajarkan/ditunjukkan mempraktekan ilmu atau mengajarkan kepada yang lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ
أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa yang menunjukkan kepada
sebuah kebaikan maka baginya seperti pahala pelakunya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berasabda,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berasabda,
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ
الأَجْرِ مِثْلُ أُجُورِ مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُورِهِمْ
شَيْئًا وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلاَلَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ
مَنْ تَبِعَهُ لاَ يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثَامِهِمْ شَيْئًا
“Barangsiapa yang menyeru kepada sebuah
petunjuk maka baginya pahala seperti pahala-pahala orang-orang yang
mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi akan pahala-pahala mereka
sedikitpun dan barangsiapa yang menyeru kepada sebuah kesesatan maka atasnya
dosa seperti dosa-dosa yang mengikutinya, hal tersebut tidak mengurangi
dari dosa-dosa mereka sedikitpun.”
2.Rezeki Bisa menjadi lebih lancar
Inilah yang menjadi pembahasan kita,
rezeki bisa lancar dengan membiayai seorang penuntut ilmu agama.
Dalam Sunan At-Tirmidzi dikisahkan,
كَانَ أَخَوَانِ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ
اللّهِ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَأْتِى النَّبِيَّ صَلَّى اللّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالْآخَرُ يَحْتَرِفُ، فَشَكَا الْمُحْتَرِفُ أَخَاهُ إِلىَ
النَّبِيِّ صَلَّى اللّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ
“Ada dua orang bersaudara di zaman
Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam, yang satu datang kepada
Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallam (untuk belajar), sedangkan yang
satunya lagi bekerja (menanggung nafkah saudaranya, pent). Maka orang yang
bekerja ini mengeluhkan kepada Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallam
tentang saudaranya. Beliau pun bersabda, “Bisa jadi kamu diberi rezeki
karenanya (ia menuntut ilmu agama).
Syaikh Al-Mubarakfuri rahimahullah
menjelaskan hadits,
لعلك ترزق به) بصيغة المجهول أي أرجو وأخاف
أنك مرزوق ببركته لأنه مرزوق بحرفتك فلا تمنن عليه بصنعتك
“Sabda Beliau (لعلكترزقبه) dalam bentuk mahjul, artinya saya berharap atau saya takut
bahwa engkau diberi rezeki karena barakahnya (saudaramu yang menuntut ilmu).
Karena ia dapat rezeki dari usahamu, maka janganlah engkau mengungkit-ungkit apa
yang engkau berikan kepadanya.”
Berkata At-Thaibi,
ومعنى لعل في قوله لعلك يجوز أن يرجع إلى
رسول الله صلى الله عليه وسلم فيفيد القطع والتوبيخ
“Makna kata “bisa jadi” (لعل) bisa kembalikan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam, maka memberikan makna “penegasan/kepastian” (pasti rezekimu
lancar karena saudaranya menuntut ilmu, pent) dan teguran (teguran karena
mengadukan saudaranya yang menuntut ilmu, pent).”
Dan jika kita membiayai penuntut
ilmu yang memiliki semangat, akan tetapi ia miskin dan lemah, tidak ada
biaya untuk menuntut ilmu maka ini juga bisa menjadi sebab rezeki kita
lancar.
Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلاَّ
بِضُعَفَائِكُمْ
“Bukankah kamu ditolong dan diberi
rezeki karena (berbuat ihsan) kepada kaum dhu’afa (orang-orang lemah)
di antara kamu.
Jika kita membiayai penuntut ilmu
agama, maka ini temasuk infak yang Allah akan ganti jika kita ikhlas.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَآأَنفَقْتُم مِّن شَىْءٍ فَهُوَ
يُخْلِفُهُ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
“Dan apa saja yang kamu nafkahkan,
maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki yang
sebaik-baiknya.” (Saba’: 39)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ
فِيْهِ إِلاَّ مَلَكَانِ يَنْزِلاَنِ ، فَيَقُوْلُ أَحَدَهُمَا : اللَّهُمَّ أَعطِ
مُنْفِقاً خَلَفاً، وَيَقُولُ الآخَرُ : اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكاً تَلَفاً
“Tidak ada satu hari pun, di mana
seorang hamba melalui pagi harinya kecuali dua malaikat turun, yang satu
berkata, “Ya Allah, berilah ganti kepada orang yang berinfak”, sedangkan
malaikat yang satu lagi berkata, “Ya Allah, timpakanlah kerugian kepada orang
yang bakhil.”
Dan Beliau juga bersabda,
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ
اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلَّا عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا
رَفَعَهُ اللَّهُ
“Sedekah tidaklah mengurangi
harta, dan Allah tidaklah menambahkan hamba-Nya yang sering
memaafkan kecuali kemuliaan. Demikian juga tidaklah seseorang bertawadhu’
karena Allah, kecuali Allah akan meninggikannya.”
Oleh karena itu, bagi mereka yang
bergelut dalam usaha dan bisnis hendaknya ikut serta dalam dakwah dan salah
satunya adalah membiayai atau meng infaqkan sebagian hartanya untuk para
penuntut ilmu. Semoga dengan hal ini usaha dan bisnis mereka semakin
lancar dan penuh berkah. Amin
Semoga bermanfaat.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi, wa
shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.