SUATU hari, Sayyidina Hasan singgah ke sebuah
kebun korma. Saat sedang menyusuri jalan, ia melihat
seorang budak negro sedang duduk di salah satu sudut
kebun. Si budak sedang makan roti ketika tiba-tiba seekor
anjing kelaparan datang menghampirinya.
Budak hitam itu hanya makan sedikit roti yang dipegangnya
dan melemparkan sisanya ke arah anjing itu.
Roti itu dibelah dua dan ia hanya makan separuh saja.
Didorong oleh rasa penasaran, Hasan menghampiri
budak itu dan bertanya, “Mengapa kamu tidak mengusir
anjing itu saja?”
Budak itu menatap Hasan dan menjawab, “Aku
malu bila berpikir bahwa aku harus makan roti sendirian
dan mengusir anjing itu pergi.”
Hasan terkejut oleh keluhuran jawaban si budak, Hasan
menanyakan nama tuannya. Budak itu menyebut nama
tuannya. Kemudian Hasan berkata, “Tunggu di sini! Aku
akan kembali.” Budak itupun mengangguk dan Hasan pergi.
Beberapa saat kemudian, Hasan kembali dan berkata
kepada si budak, “Saudaraku, Aku telah membelimu dan
kebun ini dari tuanmu. Sekarang kamu bebas dari ikatan
perbudakan dan aku berikan kebun ini untukmu.”
Tersentak oleh keberuntungan yang tak disangkanya,
si budak bangkit dari duduknya, ia mengucapkan terimakasih
yang mendalam kepada si dermawan. “Tuanku,
karena kini aku menjadi pemilik kebun ini, maka ijinkan
aku dermakan kebun ini di jalan Allah yang karena-Nya
pula engkau memerdekakan diriku.”
kebun korma. Saat sedang menyusuri jalan, ia melihat
seorang budak negro sedang duduk di salah satu sudut
kebun. Si budak sedang makan roti ketika tiba-tiba seekor
anjing kelaparan datang menghampirinya.
Budak hitam itu hanya makan sedikit roti yang dipegangnya
dan melemparkan sisanya ke arah anjing itu.
Roti itu dibelah dua dan ia hanya makan separuh saja.
Didorong oleh rasa penasaran, Hasan menghampiri
budak itu dan bertanya, “Mengapa kamu tidak mengusir
anjing itu saja?”
Budak itu menatap Hasan dan menjawab, “Aku
malu bila berpikir bahwa aku harus makan roti sendirian
dan mengusir anjing itu pergi.”
Hasan terkejut oleh keluhuran jawaban si budak, Hasan
menanyakan nama tuannya. Budak itu menyebut nama
tuannya. Kemudian Hasan berkata, “Tunggu di sini! Aku
akan kembali.” Budak itupun mengangguk dan Hasan pergi.
Beberapa saat kemudian, Hasan kembali dan berkata
kepada si budak, “Saudaraku, Aku telah membelimu dan
kebun ini dari tuanmu. Sekarang kamu bebas dari ikatan
perbudakan dan aku berikan kebun ini untukmu.”
Tersentak oleh keberuntungan yang tak disangkanya,
si budak bangkit dari duduknya, ia mengucapkan terimakasih
yang mendalam kepada si dermawan. “Tuanku,
karena kini aku menjadi pemilik kebun ini, maka ijinkan
aku dermakan kebun ini di jalan Allah yang karena-Nya
pula engkau memerdekakan diriku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar