Orang tua kita
...
Ibu yang
bertaruh nyawa saat melahirkan..
Sepahit apapun
jamu akan ia minum agar asinya lancar demi sang buah hati
Selalu terjaga
saat lelap tidur ..
Saat sang buah
hati beranjak dewasa
Lelah letih
semakin menjadi, namun tak pernah beliau rasa
Membangunkan di
pagi buta, dengan sepiring nasi yang sudah terhidang, entah kapan beliau bangun
Bahkan
membangunkan kita tetap berlanjut meski kita telah dewasa untuk pergi
bekerja.
Tetap
mencucikan baju, menyiapkan hidangan yang entah kapan beliau masak..
Ayah..
berkubang lumpur di bawah terik matahari
Menantang maut
di keramaian jalan
Berebut
kesempatan
Semua itu..
semuanya untuk sang buah hati..
Agar masa
depannya lebih terjamin, lebih, dan lebih baik segala halnya dari ayah dan ibu
Meski ke duanya
hanya lulusan SD keduanya ingin sang buah hati meraih pendidikan tinggi
Tapi
patutkah... pantaskah
Hanya karena
seseorang yang disebut “pujaan hati
Cantik,
berpendidikan, masih muda, kaya, bahkan katanya “agamanya bagus
Lalu kita
acuhkan keduanya,
Padahal mereka
karomah hidup, sebagaimana doanya, kutuknya pun menjadi kenyataan.
Berbilang tahun
kita dihidupi keduanya
Tak dapat di
ukur maupun ditimbang, bahkan tak ada kata “Tammat
Ibarat jalan
tak berujung
Sang pujaan
hati, baru beberapa bulan , yang kita seperti ‘merasa damai saat berada di
sisinya
Namun telah
dapat merebut , mengalihkan perhatian kita
Atau ..jangan
jangan
Kita yang
gampang tergoda.....
Ayah ibu kita..
Tentu pernah
muda,. Perjalanan hidup, asam garam menjadi pengalaman berharga
Maka ..
Dengar
nasehatnya meski bertabur caci maki.. bahkan mungkin lontaran kata yang tak
logis
Mereka tak
seidealis kita
Namun kasihnya,
jangan pernah kita sangsikan , sekali lagi ’semua demi kebaikan kita..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar