Minggu, 23 Desember 2012

MACAM TEPUK DAN LAGU SANTRI TPA

 1. AMAL APA
( Lagu : Sedang apa )
Amal apa. Amal apa, yang disukai Allah
Bersholatlah, bersholatlah, tepat pada waktunya
Apa lagi, apa lagi, yang disukai Allah
Berbaktilah, berbaktilah pada ibu dan ayah
Apa lagi, apa lagi yang disukai Allah
Sholawatlah, sholawatlah pada Nabi Muhammad
Apa lagi, apa lagi yang disukai Allah
Berjuanglah, berjuanglah, berjuang di jalan Allah


2. MARI-MARILAH SHOLAT
( Lagu : Naik-naik ke puncak )
Sayang-sayang adikku sayang
Mari-marilah sholat
Satu hari lima kali sujud pada Illahi
Satu hari lima kali sujud pada Illahi
Mari-mari, marilah sholat
Lima kali sehari
Subuh Dhuhur Asar Maghrib
Isya’ kembali ke Shubuh lagi
Subuh Dhuhur Asar Maghrib
Isya’ kembali ke Shubuh lagi

3. IKRAR KITA
(Lagu : Bintang Kecil )
Tuhan kita, Allahu Ar Rohim
Nabi kita, Muhammad Al Amin
Kitab kita, Al Qur’anul Karim
Teman kita, sesama muslimin


4. SANTRI KECIL
(Lagu : Bintang Kecil )
Santri kecil di masjid yang indah
Bawa Qur’an dan bawa sajadah
Rajin ngaji dan rajin ngibadah
Pakai peci dan busana muslimah
Santri kecil TPA TQA
Bawa Iqro' dan AL Qur’an
Rajin sholat dan rajin mengaji
Sayang kawan tak suka bermusuhan


5. AGAMAKU ISLAM
( Lagu : Topi saya bundar )
Agamaku Islam, Islam agamaku
Kalau bukan Islam, bukan agamaku
Tuhan saya Allah, Allah Tuhan saya
Kalau bukan Allah, bukan Tuhan saya
Tuhan saya satu, satu Tuhan saya
Kalau tidak satu, bukan Tuhan saya


6. RUKUN ISLAM
( Lagu : Balonku ada lima )
Rukun Islam yang lima
Syahadat, sholat, puasa
Zakat untuk si papa
haji bagi yang kuasa
Siapa yang tak sholat ( nar ….. )
Siapa yang belum zakat
Kan rugi di akhirat
Allah pasti melaknat


7. ALLAH MAHA ESA
( Lagu : Balonku ada lima )
Allah yang Maha Esa
Pemurah dan Pencipta
Tempat hamaba meminta
Memuji dan berdoa
Beriman dan berakal
Untuk bekal hidupku
Ikhtiyar dan tawakal
Itulah usahaku


8. TUHAN HANYA SATU
( Lagu : Balonku ada lima )
Tuhanku hanya satu
Tiada bersekutu
Dia tidak berputra
Tidak pula berbapa
Siapa bilang tiga door !
Itu musyrik namanya
Orang seperti dia
Nerakalah tempatnya


9. SHOLAT DAN ZAKAT
( Lagu : Panjang umurnya )
Sholat bersama, sholat bersama
Sholat bersama lebih mulia
Lebih mulia, lebih mulia
Membayar zakat, membayar zakat
Membayar zakat juga utama
Juga utama, juga utama
Rajin mengaji, rajin mengaji
Rajin mengaji juga mulia
Juga utama, juga utama


10. MARI MENGAJI
( Lagu : Naik delman )
Tiap sore hari ku rajin dating mengaji
Dengan kawan-kawan, tuk jadi anak terpuji
Di samping mengaji, diajar pula menyanyi
Agar hati ini selalu dekat Illahi
Yo kawan-kawan, marilah kita mengaji
Yo kawan-kawan, marolah kita mengaji


11. ALLAH MAHA ESA
( Lagu : Burung kakak tua )
Allah Maha Esa, Allah Maha Kaya
Allah Maha Sayang, Allah Maha Kuasa
Allah, Allah, Allahu akbar
Allah, Allah, Allahu akbar
Allah, Allah, Allahu akbar
Allah Maha Besar
Allah Maha Besar, Allah Maha Kekal
Allah Maha Esa, Allah yang sempurna
Allah, Allah, Allahu akbar
Allah, Allah, Allahu akbar
Allah, Allah, Allahu akbar
Allah Maha Besar


12. SANTRI TPA
( Lagu : Warung pojok )
Hijau muda seragamnya ( menawan )
Pakai jilbab di kepala ( cantiknya )
Qiro’aty bawaannya
Cinta Al Qur’an orangnya
Aduh gantengnya, aduh cantiknya
Aduh anggunnya, baik budi pekertinya


13. MARI SHOLAT
( Lagu : Gelang sipatu gelang )
Sholat, marilah sholat
Mari sholat bersama-sama
Barang siapa yang tidak sholat
Yang tidak sholat mendapat siksa


14. CARA WUDLU
( Lagu : Naik-naik ke puncak )
Mari kawan kita belajar
Cara wudlu yang benar
Yang pertama baca basmalah
Dua basuh telapak tangan
Yang ketiga berkumur-kumur
Sambil membasuh lubang hidung
Yang keempat membasuh muka
Lalu membasuh tangan
Dahulukan tangan yang kanan
Baru tangan yang kiri
Usap kepala langsung telinga
Cukup sekali saja
Yang kelima membasuh kaki
Hingga ke mata kaki
Dahulukan kaki yang kanan
Baru kaki yang kiri
Jangan lupakan baca syahadat
Agar wudlu sempurna


15. JALAN MASUK SYURGA
( Lagu : Satu-satu )
Satu-satu aku cinta Allah
Dua-dua cinta Rasulullah
Tiga-tiga cinta orang tua
Satu, dua, tiga jalan masuk syurga

16. RUKUN IMAN
( Lagu : Satu-satu )
Rukun iman enam perkara
Yang pertama iman kepada Allah
Yang kedua Malaikat-Nya
Yang ketiga Rasul-rasul-Nya
Yang keempat Kitab-kitab-Nya
Yang kelima hari Qiamat
Yang keenam Qodho dan Qodhar
Semua datang dari Allah 2X


17. 25 RASUL
( Lagu : Sorak-sorak bergembira )
Adam, Idris, Nuh, Hud, Sholeh
Ibrahim, Luth, Ismail
Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub
Syu’aib, Harun, Musa
Dzulkifli, Daud, Sulaiman
Ilyas, Ilyasa, Yunus
Zakaria, Yahya, Isa
Muhammad Nabi kita


18. KITAB AL QURAN
(Lagu : Layang-layang )
Ku ambil kita Al Qur’an
Ku baca dan kuartikan
Ku simak dan ku renungkan dengan tenang
Ku jadikan pedoman
Berlatih berlatih
Berlatih membaca Al Qur’an
Berlatih dan ku ajak kawan-kawan
Hati gembira dan senang


19. MUHAMMAD RASULULLAH
( Lagu : Apuse )
Muhammad Rasulullah
Penutup Nabi dan Rasul
Sebagai rahmad bagi alam raya
Muhammad Rasulullah
Pemimpin di akhir zaman
Sholawat serta salam kami untukmu
Ya Muhammad, Rasulullah
Ya Muhammad, hamba Allah
Muhammad Rasulullah
Teladan bagi ummatnya
Al Qur’an firman Allah pedomannya
Muhammad Rasulullah
Jasamu amatlah besar
Mari kita teruskan ajarannya

20. RUKUN ISLAM
( Lagu : Siapa suka hati )
Katakan rukun Islam yang pertama ( Syahadat )
Katakan rukun Islam yang kedua ( Sholat )
Ketiganya puasa, keempat membayar zakat
Kelima pergi haji naik pesawat wus… wus…

21. DISINI ISLAM DISANA ISLAM
( Lagu : Disini senang di sana senang )
Disini Islam disana Islam
Dimanapun aku tetap Islam
Sekarang Islam, besokpun Islam
Sampai matipun ku tetap Islam
Dimanapun tetap Islam, Islam jaya dimanapun
Tetap Islam, Islam jaya dimanapun

22. I Q R O
( Lagu : Disini senang di sana senang )
Disini Iqro’ disana Iqro’
Dimana-mana bacalah Iqro’
Di sekolah baca, di rumah baca
Di mana-mana bacalah Iqro’
 حَ جَ ثَ تَ بَ اَ
صَ شَ سَ زَ رَ ذَ دَ
قَ فَ غَ عَ ظَ طَ ضَ
يَ ءَ هَ وَ نَ مَ لَ كَ

23. SANTRI KECIL
( Lagu : Pelangi koes plus )
Kulihat santri kecil di sore hari
Ia rajin mengaji sambil bernyanyi
Santri kecil-santri kecil
Rajin-rajinlah mengaji
Mengabdi pada Illahi
Untuk bekal hari nanti

24. SUARA ADZAN
(Lagu : Kring-kring-kring ada sepeda)
Terdengar suara adzan,
Tanda panggilan sholat
Tundalah kegiatan,
Marilah beribadat
Dengar seruan qomat,
Sholatkan dimulai
Khusyu’ waktu ibadah
Ikhlas di dalam hati

25. AL QURAN
(Lagu : Soleram)
Al Qur’an, Al Qur’an
Al Qur’an firman Tuhan
Kitab suci menjadi pedoman kawan
Pelajari serta diamalkan
Kitab suci menjadi pedoman kawan
Pelajari serta diamalkan

26. MARI KITA SHOLAT
( Lagu : Matahari terbenam )
Ayo kawan semua, mari kita sholat
Tinggalkan permainan, kerjakan ibadah
Ayo … ayo…. ayo mari kita sholat
Ayo … ayo … ayo kerjakan ibadah

27. PERGI MENGAJI
( Lagu : Matahari terbenam )
Menjelang sore hari, ku pergi mengaji
Kubawa Qiro’aty, dengan senang hati
Ayo…ayo… ayo kita mengaji
Ayo…ayo… ayo kita mengaji


29. WAKTU DAN REKAAT SHOLAT
(Lagu : Bangun tidur)
Sholat Shubuh di pagi hari
Sholat Dhuhur di siang hari
Sholat Asar di sore hari
Maghrib, Isya’ di malam hari
Sholat Subuh dua rekaat
Dhuhur ‘Asar empat rekaat
Sholat Maghrib tiga rekaat
Sholat Isya’ empat rekaat

30. MENGAJI AL QUR AN
(Lagu : Heli anjing kecil)
Mari mengaji Al Qur’an
Dengan ustadz ustadah
Ikuti dan perhatikan
Jangan banyak bercanda
Ingat, Hei teman
Hormati Al Qur’an
Ayo, hei teman
Kita mengamalkan

31. AKU ANAK ISLAM
(Lagu : Aku anak sehat)
Aku anak Islam rajin sembahyang
Karena bimbingan ibu tersayang
Semenjak aku kecil, slalu ikut mengaji
Sehingga mengerti ajaran Ilahi
Senang hati ibu melihat aku
Tak lupa mengaji setiap waktu
Bila aku belajar ibu slalu ihtiar
Membimbingku belajar jadi anak yang pintar

32. MASUK PENGAJIAN
(Lagu : Lagi bilaman)
Ayo, kawan-kawan kita bergandeng tangan
Besama-sama masuk ke pengajian
Ayo, ayo , ayo
Ayo, ayo, ayo
Bawa Qiro’aty dan Al Qur’an
Jangan sampai ketinggalan
Duduk tertib mendengarkan

33. CINTA ISLAM
( Lagu : Desaku)
Islamku yang kucinta
Kujaga selalu
Membuat ku bahagia
Dan ingin menyatu
Tak akan kulupakan
Tak akan bercerai
Selalu kudambakan
Islamku yang damai

34. NGAJI SAMA-SAMA
( Lagu : Cublak-cublak suweng )
Ngaji sama-sama, yang ramai tidak bisa
Yang ngantuk tidak dengar, yang nganggu tak disuka
Bismillah ayo ngaji, bismillah ayo ngaji
Ayo-ayo ngaji, ngajine sing tenanan
Ora pareng gojegan
Lungguhe anteng-antengan
Sing rame kancane syetan
Bismillah ayo ngaji, bismillah ayo ngaji

35. SIAPA TAHU
( Lagu :Nama-nama rasa )
Siapa tahu nama Tuhan kita
Allah Allah Allah Azawajala
Siapa tahu nama Nabi kita
Muhammad shalallahu ‘alaihi wassalam
Cobalah katakan apa kitab kita
Alqur’an namanya
Sesama muslim itu teman kita
Kalau musuh kita adalah setan

36. MENUNTUT ILMU
( Lagu : Bebek-bebekku )
Teman-temanku, mari-kemari
Ikutlah aku menuntut ilmu
Disana kita ngaji bersama
Tuk bekal hidup nanti diakhiratnya
Yo ikut, yo ikut ngaji bersama
Belajar Al Qur’an dengan gembira

38. ALLAH TUJUAN KITA
(Lagu : Semut-semut kecil)
+ Wahai santri-santri
Ustadz mau tanya
Siapa Tuhanmu, siapa Nabimu, dan apa kitabmu ?
= Ustadz baik hati
Kami kan menjawab
Allah Tuhanku, Muhammad Nabiku, Al Qur’an kitabku
Alhamdulillah kalian tahu
Alhamdulillah kalo begitu
+ Wahai santri-santri
Ustadz tanya lagi
Siapa temanmu, siapa musuhmu, harus bagaimana ?
= Ustadz baik hati
Kami kan menjawab
Muslim temanku, Syetan musuhku wajib dijauhi
Allah ta’ala tujuan kita
Nabi Muhammad teladan kita
Al Qur’an karim, pedoman kita
Iman dan taqwa bekal utama
La la la la la la la la la 2x
La la la la la la la la la 2x

39. MASYITHOH
Wahai Masyithoh putrid Islam yang mulia
Imannya teguh pada Allah Taala
Fir’aun tahu serta marah kepadanya
Lalu disiksa dengan kejam tak terkira
Masyithoh sholeh diberi hukuman yang mengerikan
Tak gentar dengan rela hati
Allahu Akbar 2x


41. SHOLAT WAJIB
Tak lupa tugasku setiap hari
Sembahyang wajibku yang lima kali
Shubuh Dhuhur ‘Ashar Maghrib dan Isya’
Tak mungkin aku lupakan slama-lamanya

42. SYAHADAT
Asyhadu alla illaha illa Allah
Waasyhadu anna Muhammadar rasulullah
Saya bersaksi tiada Tuhan selain Allah
Dan saya bersaksi Muhammad utusan Allah

43. CIPTAAN ALLAH
Bila kupandang langit dan bumi
Alam semesta ini
Semua ciptaan yang Esa
Ya ….. Allah
Firman-Mu bagai sinar yang terang
Menuju kebenaran
Jauhkan aku dari siksaan
Ya ….. Allah
Pengasih dan penyayang
Pada semua insane
Memuji selalu nama-Mu
Allah, Allah, Allah

44. ANGGOTA BADAN
Kita hafalkan bersama
Nama-nama anggota badan
Dalam bahasa Arab
Kepala rokshun, rambut sya’run
Kening jabkhotun, mata ‘ainun
Hidung anfun, telinga udzunun
Dada shodrun, leher unuqun
Famun mulut, shofkhotun bibir
Sinun gigi, lisanun lidah
Bagnun perut, rijlun kaki
Yadun tangan, ashobiun jari-jari

45. BULAN HIJRIAH
Mari kawan semua, kita menghafalkan
Dua belas nama bulan dalam tahun Hijriayah
Satu Muharrom, kedua Shafar
Taga Robiul awal, empat Rabiul tsani
Lima Jumadil ula, enam Jumadil tsaniyah
Ketujuh bulan rojab, delapan bulan Sya’ban
Sembilan Romadhon, sepuluh bulan Syawal
Sebelas Dzulqoidah, Duabelas Dzulhijah

46. ALHAMDULILLAH PUNYA MATA
Alhamdulillah, alhamdulillah
Aku punya mata
Mataku indah mataku bersih
Oh Alhamdulillah
Dapat kulihat dapat kupandang
Pemandangan indah
Aku bersyukur Alhamdulillah
Terimakasih Allah

47. 10 MALAIKAT ALLAH
10 Malaikat Allah
Jibril pembawa wahyu
Mikail pembagi rizqi
Isrofil peniup sangka kala
Izroil pencabut nyawa
Munkar dan Nakir penanya di kubur
Rqib dan Atid pencatat amal
Malik penjaga di Neraka
Ridwan penunggu Syurga
10 Malaikat Allah

48. ALLAH MAHA MELIHAT
Allah Maha Melihat hat … hat…
Semua perilakumu mu… mu…
Allah Maha Mendengar ngar…ngar…
Semua perkataanmu mu…mu…
Ayo kita waspada da…da…
Jangat berbuat dosa sa…sa…
Ingat ingat selalu lu…lu…
Allah mengawasimu mu…mu…

49. RUKUN ISLAM DAN IMAN
Rukun Islam ada lima
Pertama ucap dua kalimat syahadat
Keduanya sholat ketiga berpuasa
Keempat zakat kelima naik haji
Rukun Iman ada enam
Percaya Allah, percaya pada malaikat
Percaya Kitab Allah serta Nabi dan Rasul
Percaya kiamat qodho dan qodar
Rukun Islam harus dikerjakan
Rukun Iman diyakini

50. I PI YA
Ipiyaa ya ya ipiye
Aku dadi cah Islam wae
Yen awan tak pikerke
Yen wengi tak impekke
Imanku san soyo kuwate
Ayo konco ayo konco
Iki wis arep sasi poso
Mulo padha nindhakno
Iku sifat satriyo
Bedho karo sifate buto

51. BELAJAR NGAJI
Saya ingin belajar Bu
Belajar di TPA
Perlu cari ilmu Bu
Ilmu yang berguna
Blajar mengkaji Qur’an Bu
Ilmu yang sempurna
Besok untuk bekal Bu
Kecil sampai tua
Sungguh Qur’an itu Bu
Petunjuk manusia
Agar bahagia Bu
Dunia akhiratnya

52. SHOLAT
Sholat iku penggawe mulyo
Laku gampang ora rekoso
Lan ngilangake laku kang nistha
Mumpung isih pada ana ndonya
Tindake Nabi wajib den turut
Nyembah Allah kelawan sujud
Lan nindakake laku kang becik
Ngedohi laku alo lan musyrik

53. MESEMMA
Mesemmaaa……..
Yen ora bisa kandha
Mesemmaaa……..
Yen ora pati cetha
Mesemmaaa……..
Nadyan atimu rada gelo
Mesemmaaa……..
Ngiras kanggo tamba
Mesemmaaa……..

54. BOCAH CILIK
Bocah cilik-cilik
Lungguh tharik-tharik
Sandangane resik
Tumindake becik
Allah Pangeranku
Muhamamd Nabiku
Islam agamaku
Al Qur’an kitabku

55. DOA IBU
Sejak kecil kudiasuh
Oleh ayah dan ibu
Tak pernah dia mengeluh
Malam kudijaga
Pesan dari ibu guru
Kuingat selalu
Do’akanlah orang tua
Biar masuk syurga
Oh Tuhan, oh Tuhanku
Dengarlah do’aku
Kasihinilah ayah dan ibu
Dan ampunilah dosanya

56. NABI YUNA
Nabiyuna Nabi Muhamamd
Ismu abi sayyid Abdullah
Ummuhu sayyidah Aminah
Wahyuwayyulladu bi Makkah
Yaumul Isnain qobla subhi
Syahrul April yaumul ‘Asyiri
Amun fiil maulidun Nabi
Khomsun mi’ah wahid wa sab’iin
Nabiku Nabi Muhammad
Ingkang romo sayyid Abdullah
Ingkang ibu Siti Aminah
Miyos dalem wonten ing Mekkah
Dino Senen ing wayah subuh
Sasi April tanggal rong puluh
Tahun Fill miyose Nabi
Limo pitu siji tahun Masehi

57. ALLAHU AKBAR
Allahu akbar, Allahu Akba
Allahu akbar, Allahu Akbar
Esuk-esuk uthuk-uthuk
Gununge katon ngregunuk
Genduk ojo ngantuk
Kae adzane wis nyeluk
Allahu akbar, Allahu Akbar
Allahu akbar, Allahu Akbar
Sisih wetan bang nerawang
Ojo padha ongkang-ongkang
Kakang menyang mblumbang
Sesuci nuli sembahyang
Allahu akbar, Allahu Akbar
Allahu akbar, Allahu Akbar

58. ALLAH MAHA WELAS
Duh Gusti nyuwun kawelasan
Dateng sadaya kesaenan
Duh Dzat kang welas
Lan kang ngapura
Mugi ngapunten
Ing dosa kita

59. ASSALAAMU ‘ALAIKUM
Assalaamu ‘alaikum
Wa’alaikum salam
Semoga sejahtera
Atas karunia-Nya

60. BISMILLAH HIRRAHMAANIRROHIIM
Bismillahirrohmaanirrohiim
Dengan jalan rahmat dan kasih-Nya
Mereka yang beriman mereka yang bertakwa
Senantyasa dalam nikmat Allah

MACAM-MACAM TEPUK

1. TEPUK ISLAM
Tepuk Islam
( X X X ) agamamu ( X X X ) Islam
( X X X ) Tuhanmu ( X X X ) Allah
( X X X ) Nabimu ( X X X ) Muhammad
( X X X ) Kitabmu ( X X X ) Al Qur’an
( X X X ) temanmu ( X X X ) muslim
( X X X ) musuhmu ( X X X ) syetan

2. TEPUK TENANG
Tepuk tenang
( X X X ) te ( X X X ) nang
( X X X ) tenang sedakep Mendel cep.

3. TEPUK KHOLIFAH
Tepuk Kholifah
( X X X ) pertama ( X X X ) Abu Bakar
( X X X ) kedua ( X X X ) Umar
( X X X ) ketiga ( X X X ) Usman
( X X X ) keempat ( X X X ) Ali

4. TEPUK RUKUN ISLAM
Tepuk rukun Islam
( X X X ) pertama ( X X X ) syahadat
( X X X ) kedua ( X X X ) shalat
( X X X ) ketiga ( X X X ) puasa
( X X X ) keempat ( X X X ) zakat
( X X X ) kelima ( X X X ) haji

5. TEPUK RUKUN IMAN
Tepuk rukun Iman
( X X X ) pertama ( X X X ) pada Allah
( X X X ) kedua ( X X X ) Malaikat
( X X X ) ketiga ( X X X ) Kitab-Nya
( X X X ) keempat ( X X X ) Nabi-Nya
( X X X ) kelima ( X X X ) Hari Kiamat
( X X X ) keenam ( X X X ) Taqdir

6. TEPUK AL QUR’AN
( X X X ) pertama ( X X X ) Al Fatihah
( X X X ) kedua ( X X X ) Al Baqorah
( X X X ) ketiga ( X X X ) Ali Imran
( X X X ) keempat ( X X X ) An Nisa’
( X X X ) kelima ( X X X ) Al Maidah
( X X X ) keenam ( X X X ) Al An’am
( X X X ) ketujuh ( X X X ) Al A’raf
( X X X ) kedelapan ( X X X ) Al Anfal
( X X X ) kesembilan ( X X X ) At Taubah
( X X X ) kesepuluh ( X X X ) Yunus

7. TEPUK ISTIQOMAH
( X X X ) Aku ( X X X ) Anak Islam
( X X X ) Slalu bangga ( X X X ) dengan Islam
( X X X ) Jadi mentri ( X X X ) tetap Islam
( X X X ) Jadi mantri ( X X X ) tetap Islam
( X X X ) Pak polisi ( X X X ) tetap Islam
( X X X ) Sampai mati ( X X X ) tetap Islam
( X X X ) Islam Islam yes.

8. TEPUK ISLAM JAYA
( X X X ) I ( X X X ) S
( X X X ) L ( X X X ) A
( X X X ) M ( X X X ) Islam …. Jaya.

9. TEPUK SHOLAT
( X X X ) Lima waktu ( X X X ) kulakukan
( X X X ) Hati riang ( X X X ) jiwa lapang
( X X X ) Subuh ( X X X ) Dhuhur
( X X X ) Ashar ( X X X ) Maghrib
( X X X ) Isya’ ( X X X ) tak pernah
( X X X ) kutinggalkan

10. TEPUK PANJI ISLAM
Panji Islam kan datang ( X X X hey )
Umat Islam kan menang ( X X X hey )
Tak henti kami berjuang ( X X X hey )
Agar panji Islam menjulang ( X X X hey ) 

Minggu, 16 Desember 2012

GADIS KECIL PELITA DUNIA & AKHIRAT

Sore itu seorang ulama besar dimasa lalu bernama Al Hasan al-Bashri sedang duduk-duduk di teras rumahnya. Rupanya ia sedang bersantai makan angin. Tak lama setelah ia duduk bersantai, lewat jenazah dengan iring-iringan pelayat di belakangnya. Di bawah keranda jenazah yang sedang diusung berjalan gadis kecil sambil terisak-isak. Rambutnya tampak kusut dan terurai, tak beraturan. Al-Bashri tertarik penampilan gadis kecil tadi. Ia turun dari rumahnya dan turut dalam iring-iringan. Ia berjalan di belakang gadis kecil itu.



Di antara tangisan gadis itu terdengar kata-kata yang menggambarkan kesedihan hatinya. "Ayah, baru kali ini aku mengalami peristiwa seperti ini." Hasan al-Bashri menyahut ucapan sang gadis kecil, "Ayahmu juga sebelumnya tak mengalami peristiwa seperti ini."

Keesokan harinya, usai salat subuh, ketika matahari menampakkan dirinya di ufuk timur, sebagaimana biasanya Al-Bashri duduk di teras rumahnya. Sejurus kemudian, gadis kecil kemarin melintas ke arah makan ayahnya. "Gadis kecil yang bijak," gumam Al-Bashri. "Aku akan ikuti gadis kecil itu."


Gadis kecil itu tiba di makan ayahnya. Al-Bashri bersembunyi di balik pohon, mengamati gerak-geriknya secara diam-diam. Gadis kecil itu berjongkok di pinggir gundukan tanah makam. Ia menempelkan pipinya ke atas gundukan tanah itu. Sejurus kemudian, ia meratap dengan kata-kata yang terdengar sekali oleh Al-Bashri.


"Ayah, bagaimana keadaanmu tinggal sendirian dalam kubur yang gelap gulita tanpa pelita dan tanpa pelipur? Ayah, kemarin malam kunyalakan lampu untukmu, semalam siapa yang menyalakannya untukmu? Kemarin masih kubentangkan tikar, kini siapa yang melakukannya, Ayah? Kemarin malam aku masih memijat kaki dan tanganmu, siapa yang memijatmu semalam, Ayah? Kemarin aku yang memberimu minum, siapa yang memberimu minum tadi malam? Kemarin malam aku membalikkan badanmu dari sisi yang satu ke sisi yang lain agar engkau merasa nyaman, siapa yang melakukannya untukmu semalam, Ayah?"


"Kemarin malam aku yang menyelimuti engkau, siapakah yang menyelimuti engkau semalm, ayah? Ayah, kemarin malam kuperhatikan wajahmu, siapakah yang memperhatikan tadi malam Ayah? Kemarin malam kau memanggilku dan aku menyahut penggilanmu, lantas siapa yang menjawab panggilanmu tadi malam Ayah? Kemarin aku suapi engkau saat kau ingin makan, siapakah yang menyuapimu semalam, Ayah? kemarin malam aku memasakkan aneka macam makanan untukmu Ayah, tadi malam siapa yang memasakkanmu?"


Mendengar rintihan gadis kecil itu, Hasan al-Bashri tak tahan menahan tangisnya. Keluarlah ia dari tempat persembunyiannya, lalu menyambut kata-kata gadis kecil itu.


"Hai, gadis kecil! jangan berkata seperti itu. Tetapi, ucapkanlah, "Ayah, kuhadapkan engkau ke arah kiblat, apakah kau masih seperti itu atau telah berubah, Ayah? Kami kafani engkau dengan kafan yang terbaik, masih utuhkan kain kafan itu, atau telah tercbik-cabik, Ayah? Kuletakkan engkau di dalam kubur dengan badan yang utuh, apakah masih demikian, atau cacing tanah telah menyantapmu, ayah?"


"Ulama mengatakan bahwa hamba yang mati ditanyakan imannya. Ada yang menjawab dan ada juga yang tidak menjawab. Bagaimana dengan engkau, Ayah? Apakah engkau bisa mempertanggungjawabkan imanmu, Ayah? Ataukah, engkau tidak berdaya?"


"Ulama mengatakan bahwa mereka yang mati akan diganti kain kafannya dengan kain kafan dari sorga atau dari neraka. Engkau mendapat kain kafan dari mana, Ayah?"


"Ulama mengatakan bahwa kubur sebagai taman sorga atau jurang menuju neraka. Kubur kadang membelai orang mati seperti kasih ibu, atau terkadang menghimpitnya sebagai tulang-belulang berserakan. Apakah engkau dibelai atau dimarahi, Ayah?"


"Ayah, kata ulama, orang yang dikebumikan menyesal mengapa tidak memperbanyak amal baik. Orang yang ingkar menyesal dengan tumpukan maksiatnya. Apakah engkau menyesal karena kejelekanmu ataukah karena amal baikmu yang sedikit, Ayah?"


"Jika kupanggil, engkau selelu menyahut. Kini aku memanggilmu di atas gundukan kuburmu, lalu mengapa aku tak bisa mendengar sahutanmu, Ayah?"


"Ayah, engkau sudah tiada. Aku sudah tidak bisa menemuimu lagi hingga hari kiamat nanti. Wahai Allah, janganlah Kau rintangi pertemuanku dengan ayahku di akhirat nanti."


Gadis kecil itu menengok kepada Hasan al-Bashri seraya berkata, "Betapa indah ratapanmu kepada ayahku. Betapa baik bimbingan yang telah kuterima. Engkau ingatkan aku dari lelap lalai."


Kemudian, Hasan al-Bashri dan gadis kecil itu meninggalkan makam. Mereka pulang sembari berderai tangis.

PERAMPOK YANG FAQIH

Diriwayatkan, pada suatu malam, Hakim wilayah Anthaqia keluar rumah, dan pergi ke kebun miliknya. Setelah ia sampai di luar desa, ia dihadang perampok.

Si perampok menghardik: “Tinggalkanlah semua yang kamu pakai, kalau tidak aku akan memaksa dengan kekerasan.”


Sang hakim menjawab, “Semoga Allah meneguhkan imanmu. Sungguh orang yang berilmu mempunyai kedudukan terhormat. Dan aku adalah Hakim di negeri ini, maka hormatilah aku.”




Si perampok menyahut, “Segala puji bagi Allah yang mempertemukan diriku denganmu. Karena aku yakin kamu memiliki pakaian dan hewan dan kendaraan yang berlimpah. Sedangkan orang lain mungkin dia orang lemah (keadaannya) dan fakir tidak mempunyai apa-apa.”

Sang Hakim berkata, “Aku lihat kamu orang yang memiliki ilmu (cerdik).”


Si perampok berkata, “Benar, dan atas orang yang berilmu selalu ada yang melebihi ilmunya.”


Sang Hakim berkata, “Tidakkah engkau mengetahui hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah saw: ”“Agama hanya milik Allah, para hamba adalah hamba Allah dan sunnah adalah sunnahku. Barangsiapa melakukan bid’ah maka laknat Allah baginya.Membegal dan merampok adalah perbuatan bid’ah dan aku memperingatkanmu supaya tidak masuk ke dalam laknat.”


Si perampok berkata, “Wahai Tuan Hakim, hadits ini adalah hadits mursal, tidak diriwayatkan dari Nafi’ dari Ibn Umar. Seandainya aku terima bahwa perawi hadits ini adil ataupun aku terima bahwa hadits iniqath’i, maka apa pedulimu dengan perampok yang memata-mataimu, perampok yang tidak mempunyai makanan dan tidak pula sesuatu yang mencukupinya. Apa yang telah engkau pakai adalah halal bagiku. Sungguh Imam Malik telah meriwayatkan dari Nafi’ dari Ibn Umar ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda, ” “Seandainya dunia ini menjadi banjir darah niscaya makanan kaum muslimin menjadi halal.Dan tidak ada perbedaan pendapat di kalangan ulama bahwa seseorang wajib menghidupi dirinya dan keluarganya dengan harta orang lain bila dia khawatir akan binasa. Dan saya—demi Allah—termasuk orang yang khawatir akan kebinasaanku. Jadi, apa yang engkau pakai adalah sumber kehidupanku dan keluargaku. Maka serahkanlah kepadaku niscaya engkau bisa pergi dengan aman.”


Sang Hakim berkata, “Jika demikian keadaanmu, maka ijinkanlah aku pergi ke kebunku, aku akan menemui buruh pekerjaku dan aku akan mengambil pakaian dari mereka untuk menutupi tubuhku, kemudian akan aku serahkan pakaian yang kupakai ini padamu.”


Si perampok menjawab, “Tidak mungkin, orang sepertimu ibarat burung dalam sangkar. Bila ia keluar ia akan terlepas dari tangan tidak akan kembali. Aku khawatir jika aku melepaskanmu engkau tidak akan menyerahkan pakaianmu sama sekali.”


Sang hakim menyela, “Aku bersumpah kepadamu bahwa aku akan menyerahkan pakaianku.”


Si perampok berkata, “Imam Malik meriwayatkan dari Nafi’ dari Ibn Umar bahwsanya Rasulullah saw bersabda, “Sumpah orang yang dipaksa tidak sah.” Allah berfirman, “Kecuali orang yang dipaksa kafir pahala hatinya tetap tenang dalam beriman.” (QS an-Nahl: 106). Aku khawatir kalau-kalau engkau mentakwilkan ayat ini atas diriku (menganggap paksaan sebagai alasan untuk bersumpah palsu). Sekarang serahkanlah pakaianmu!”


Sang hakim pun terpaksa menyerahkan kendaraan dan pakaiannya, kecuali celana.


Si perampok berseru, “Kau harus menyerahkan celanamu juga!”


Sang hakim berkata, “Sudah tiba waktu shalat dan Rasulullah saw bersabda, “Terlaknatlah orang yang melihat aurat saudaranya.” Sungguh telah tiba waktu shalat dan tidak sah shalat orang yang telanjang. Allah juga berfirman, “Pakailah perhiasanmu yang indah di setiap (memasuki) masjid.” (QS al-A’raf: 31). Dalam kitab tafsir dikatakan bahwa perhiasan adalah pakaian yang kamu pakai pada saat shalat.”


Perampok itu menolak pendapatnya, “Shalatmu tetap sah. Imam Malik meriwayatkan dari Nafi’ dari Ibn Umar: Rasulullah saw bersabda, “Orang-orang yang telanjang shalat dengan berdiri dan imam mereka mengimami mereka di tengah-tengah mereka.” Imam Malik berkata, “(Orang-orang yang telanjang) tidak boleh shalat dengan berdiri, tetapi mereka shalat dengan cara terpisah-pisah dan saling menjauh, supaya masing-masing tidak saling melihat aurat temannya.” Abu Hanifah juga berkata, “(Orang-orang yang telanjang) shalat dengan duduk.” Sedangkan hadits yang baru saja disebutkan adalah hadits mursal. Seandainya hadits itu tidak mursal sekalipun, maka makna larangan tersebut harus ditakwilkan menjadi larangan melihat aurat bila disertai nafsu syahwat. Kondisimu sekarang adalah kondisi terpaksa, bukan kondisi yang boleh memilih. Tidakkah engkau ketahui bahwa seorang wanita ketika ia harus membersihkan kemaluannya dari najis ia tidak bisa tidak harus melihat farjinya itu. Demikian pula orang laki-laki yang mengkhitan orang lain. Jika begitu pendapat anda tidak berlaku.”


Sang hakim berseru, “Engkaulah yang pantas menjadi hakim dan aku orang yang engkau adili. Engkaulah yang ahli fiqih dan aku orang yang meminta fatwa. Engkaulah orang yang pantas menjadi mufti, ambillah apa yang engkau inginkan. Tiada daya dan upaya melainkan Allah!”


Lalu perampok itu mengambil celana dan baju dan kemudian ia pergi, sang hakim hanya bisa berdiri termangu hingga kemudian seorang yang mengenalnya datang. Sang hakim berkata, “Perampok itu termasuk ahli fiqih yang agung, ia ditelantarkan oleh orang-orang sehingga ia terpaksa melakukan apa yang baru dilakukan.” Orang yang datang itu kemudian membawakan pakaian untuk sang hakim yang tidak berbusana itu.


Sumber: Al-Jundi, Muhammad Amin. 101 Kisah Teladan, terjemah oleh Safrudin Edi Wibowo.

DO'A SEORANG ANAK, SEBUAH KISAH YANG MENGGETARKAN

Mulanya sang Ibu tidak begitu terkejut melihat putranya pergi ke masjid menunaikan shalat jamaah lima kali dalam sehari semalam. Bahkan, tampak seakan ia tidak rela bila buah hatinya yg masih kanak2 melaksanakah smua shalat lima waktu. Baginya, sang anak masih terlalu hijau untuk melaksanakan shalat. Seolah shalat telah merampas buah hatinya, dan tidak memberinya manfaat. Shalat tlah membuat anaknya penat, dan sungguh tidak menyenangkan. Shalat hanya menyia-nyiakan waktunya dan tidak membuatnya disiplin.

Namun sungguh menakjubkan, di usianya yg tidak lebih dari sepuluh tahun, si anak dgn polos menjawab kegalauan ibunya. Ia menolak dgn halus keinginan ibunya agar ia tidak perlu bersusah payah untuk shalat, "Ibu, dgn shalat aku merasa bahagia sekali. Dengan shalat, aku merasa lebih giat, waktuku teratur dgn baik, PR sekolah mampu aku kerjakan semuanya, pelajaran sekolah dapat aku ulangi, dan aku masih punya waktu untuk bermain."

Saat sang ibu merasa tidak mampu lagi untuk membujuk buah hatinya untuk meninggalkan ketekunannya melaksanakan shalat berjamaah yg dianggapnya semua itu terlalu dini bagi anaknya, ia pun mengadukan persoalan buah hatinya itu kepada sang suami. Sang ibu benar-benar merasa bahwa shalat telah menguasai pikiran anaknya.

Sang suami berusaha menghibur istrinya yg cemas dgn mengatakan, "Biarkan saja, itu kan hanya perilaku kanak-kanak . Kalau ia sudah bosan dan putus asa, ia akan kembali pada perilakunya semula."

Hati pun terus bergulir, ucapan sang suami yg menjadi harap sang ibu blm juga muncul tanda2 akan terwujud, sementara sang buah hati, bertambah cintanya pada shalat. Semakin kuat keteguhannya melakukan shalat dan tidak pernah lagi terbendung tekad bulatnya untuk slalu shalat berjamaah di masjid.

Hingga suatu pagi di hari Jum`at, sang ibu tampak sangat gelisah. Sudah setengah jam lebih dari shalat shubuh selesai ditunaikan, sang buah hati belum juga beranjak dari kamarnya. Sambil agak terburu-buru ia bergegas menuju kamar sang buah hati, takut dan cemas membayangi hatinya.

Hampir saja sang ibu memasuki pintu kamar buah hatinya yg terbuka saat terdengar lamat2 kata bercampur isak tangis. Sang buah hati terlaut dalam khusyuknya doa,

"Ya Rabb, berilah petunjuk kepada ibuku, berilah petunjuk kepada ayahku , sadarkanlah keduanya agar mau menunaikan shalat dan taat kepada-Mu sehingga keduanya tidak masuk neraka."

Sang ibu tak kuasa membendung deraian air matanya saat mendengar doa sang buah hati. Air matanya terus membasahi kedua pipi, membasuh hati dan melapangkan dadanya. Ia bergegas menuju kamarnya untuk membangunkan suaminya dan mengajaknya mendengarkan doa buah hatinya.

Keduanya mendapati buah hatinya meneruskan untaian doanya,

"Ya Rabb, Engkau telah berjanji akan memperkenankan doa kami. Aku mohon kepada-Mu wahai Rabb, perkenankan doaku, dan berilah hidayah kepada ayah dan ibuku. Aku cinta pada mereka, dan mereka pun cinta kepadaku. Ya Allah , sayangilah mereka sebagaimana aku sangat menyayangi ayah dan bundaku."

Sang ibu tak kuasa lagi menahan diri. Ia memeluk buah hatinya. Ia bekap buah hatinya erat-erat dalam dadanya. Sang ayah pun tak kuasa menahan haru. Ia dekap anak dan istrinya seraya berucap kpd buah hatinya,

"Anakku sayang, Allah telah memperkenankan doamu."

Sejak itu, keduanya senantiasa melaksanakan shalat lima waktu dan teguh menunaikan perintah2 Allah. Keduanya mendapat hidayah melalui perantara buah hatinya.

Subhanallah,,, Maha Suci Allah ..
Begitu kasih sayang Nya menaungi seluruh hamba Nya .. hidayah dan karunia Rabb datang melalui untaian doa sayang putranya yang sholeh ..

TAUBATNYA SANG PENGGODA

Rabi’ bin Khaitsam adalah seorang pemuda yang terkenal ahli ibadah dan tidak mau mendekati tempat maksiat sedikit pun. Jika berjalan pandangannya teduh tertunduk.

Meskipun masih muda, kesungguhan Rabi’ dalam beribadah telah diakui oleh banyak ulama dan ditulis dalam banyak kitab. Imam Abdurrahman bin Ajlan meriwayatkan bahwa Rabi’ bin Khaitsam pernah shalat tahajjud dengan membaca surat Al Jatsiyah. Ketika sampai pada ayat keduapuluh satu, ia menangis. Ayat itu artinya



, “Apakah orang-orang yang membuat kejahatan (dosa) itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka sama dengan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka. Amat buruklah apa yang mereka sangka itu!”

Seluruh jiwa Rabi’ larut dalam penghayatan ayat itu. Kehidupan dan kematian orang berbuat maksiat dengan orang yang mengerjakan amal shaleh itu tidak sama! Rabi’ terus menangis sesenggukan dalam shalatnya. Ia mengulang-ngulang ayat itu sampai terbit fajar.


Kesalehan Rabi’ sering dijadikan teladan. Ibu-ibu dan orang tua sering menjadikan Rabi’ sebagai profil pemuda alim yang harus dicontoh oleh anak-anak mereka. Memang selain ahli ibadah, Rabi’ juga ramah. Wajahnya tenang dan murah senyum kepada sesama.


Namun tidak semua orang suka dengan Rabi’. Ada sekelompok orang ahli maksiat yang tidak suka dengan kezuhudan Rabi’. Sekelompok orang itu ingin menghancurkan Rabi’. Mereka ingin mempermalukan Rabi’ dalam lembah kenistaan. Mereka tidak menempuh jalur kekerasan, tapi dengan cara yang halus dan licik. Ada lagi sekelompok orang yang ingin menguji sampai sejauh mana ketangguhan iman Rabi’.


Dua kelompok orang itu bersekutu. Mereka menyewa seorang wanita yang sangat cantik rupanya. Warna kulit dan bentuk tubuhnya mempesona. Mereka memerintahkan wanita itu untuk menggoda Rabi’ agar bisa jatuh dalam lembah kenistaan. Jika wanita cantik itu bisa menaklukkan Rabi’, maka ia akan mendapatkan upah yang sangat tinggi, sampai seribu dirham. Wanita itu begitu bersemangat dan yakin akan bisa membuat Rabi’ takluk pada pesona kecantikannya.


Tatkala malam datang, rencana jahat itu benar-benar dilaksanakan. Wanita itu berdandan sesempurna mungkin. Bulu-bulu matanya dibuat sedemikian lentiknya. Bibirnya merah basah. Ia memilih pakaian sutera yang terindah dan memakai wewangian yang merangsang. Setelah dirasa siap, ia mendatangi rumah Rabi’ bin Khaitsam. Ia duduk di depan pintu rumah menunggu Rabi’ bin Khaitsam datang dari masjid.


Suasana begitu sepi dan lenggang. Tak lama kemudian Rabi’ datang. Wanita itu sudah siap dengan tipu dayanya. Mula-mula ia menutupi wajahnya dan keindahan pakaiannya dengan kain hitam.


Ia menyapa Rabi’, “Assalaamu’alaikum, apakah Anda punya setetes air penawar dahaga?”


“Wa’alaikumussalam. Insya Allah ada. Tunggu sebentar.” Jawab Rabi’ tenang sambil membuka pintu rumahnya. Ia lalu bergegas ke belakang mengambil air. Sejurus kemudian ia telah kembali dengan membawa secangkir air dan memberikannya pada wanita bercadar hitam.


“Bolehkah aku masuk dan duduk sebentar untuk minum. Aku tak terbiasa minum dengan berdiri.” Kata wanita itu sambil memegang cangkir.


Rabi’ agak ragu, namun mempersilahkan juga setelah membuka jendela dan pintu lebar-lebar. Wanita itu lalu duduk dan minum. Usai minum wanita itu berdiri. Ia beranjak ke pintu dan menutup pintu. Sambil menyandarkan tubuhnya ke daun pintu ia membuka cadar dan kain hitam yang menutupi tubuhnya. Ia lalu merayu Rabi’ dengan kecantikannya.


Rabi’ bin Khaitsam terkejut, namun itu tak berlangsung lama. Dengan tenang dan suara berwibawa ia berkata kepada wanita itu,


“Wahai saudari, Allah berfirman, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya.” Allah yang Maha pemurah telah menciptakan dirimu dalam bentuk yang terbaik. Apakah setelah itu kau ingin Dia melemparkanmu ke tempat yang paling rendah dan hina, yaitu neraka?!


“Saudariku, seandainya saat ini Allah menurunkan penyakit kusta padamu. Kulit dan tubuhmu penuh borok busuk. Kecantikanmu hilang. Orang-orang jijik melihatmu. Apakah kau juga masih berani bertingkah seperti ini ?!


“Saudariku, seandainya saat ini malaikat maut datang menjemputmu, apakah kau sudah siap? Apakah kau rela pada dirimu sendiri menghadap Allah dengan keadaanmu seperti ini? Apa yang akan kau katakan kepada malakaikat munkar dan nakir di kubur? Apakah kau yakin kau bisa mempertanggungjawabkan apa yang kau lakukan saat ini pada Allah di padang mahsyar kelak?!”


Suara Rabi’ yang mengalir di relung jiwa yang penuh cahaya iman itu menembus hati dan nurani wanita itu. Mendengar perkataan Rabi’ mukanya menjadi pucat pasi. Tubuhnya bergetar hebat. Air matanya meleleh. Ia langsung memakai kembali kain hitam dan cadarnya. Lalu keluar dari rumah Rabi’ dipenuhi rasa takut kepada Allah swt. Perkataan Rabi’ itu terus terngiang di telinganya dan menggedor dinding batinnya, sampai akhirnya jatuh pingsan di tengah jalan. Sejak itu ia bertobat dan berubah menjadi wanita ahli ibadah.


Orang-orang yang hendak memfitnah dan mempermalukan Rabi’ kaget mendengar wanita itu bertobat.


Mereka mengatakan, “Malaikat apa yang menemani Rabi’. Kita ingin menyeret Rabi’ berbuat maksiat dengan wanita cantik itu, ternyata justru Rabi’ yang membuat wanita itu bertobat!”


Rasa takut kepada Allah yang tertancap dalam hati wanita itu sedemikian dahsyatnya. Berbulan-bulan ia terus beribadah dan mengiba ampunan dan belas kasih Allah swt. Ia tidak memikirkan apa-apa kecuali nasibnya di akhirat. Ia terus shalat, bertasbih, berzikir dan puasa.


Hingga akhirnya wanita itu wafat dalam keadaan sujud menghadap kiblat. Tubuhnya kurus kering kerontang seperti batang korma terbakar di tengah padang pasir.

Sabtu, 15 Desember 2012

SEDAHKU SALAH ALAMAT

Telah menceritakan kepada kami Suwaid bin Sa'id telah menceritakan kepadaku Hafsh bin Maisarah dari dari Musa bin Uqbah dari Abu Zinad dari Al A'rajdari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda:

"Ada seorang laki-laki berkata, 'Malam ini, aku benar-benar akan bersedekah.' Maka laki-laki itu pun keluar membawa sedekahnya, dan disedekahkannya kepada wanita pelacur. Esok harinya, orang-orang pun mengatakan bahwa tadi malam ada pelacur yang diberi sedekah. Maka laki-laki itu berdoa, 'Ya Allah, segala puji bagi-Mu yang telah mentakdirkan sedekahku jatuh di tangan pelacur.



Aku akan bersedekah lagi.' Ia pun pergi dengan membawa sedekahnya, lalu diberikannya kepada orang kaya. Esok harinya, orang-orang pun membicarakannya bahwa tadi malam ada orang yang memberi sedekah kepada orang kaya. Maka laki-laki itu pun berkata, 'Ya Allah, Untuk-Mu lah segala puji, karena Engkau telah menjadikan sedekahku jatuh di tangan orang yang kaya, aku akan bersedekah lagi.'

Kemudian ia pergi lagi dengan membawa sedekahnya dan diberikannya kepada pencuri. Esok harinya, orang-orang pun membicarakannya, bahwa tadi malam ada orang yang bersedekah kepada pencuri. Laki-laki yang bersedekah itu pun berujar, 'Segala puji bagi Allah yang telah mentakdirkan sedekahku jatuh pada pelacur, kepada orang kaya, dan kepada pencuri.'


Kemudian laki-laki itu didatangi malaikat seraya berkata, 'Sedekahmu telah diterima oleh Allah. Adapun shadaqahmu yang jatuh ke tangan perempuan pelacur, semoga ia berhenti dari perbuatan melacur, yang jatuh kepada orang kaya semoga dia menyadari dirinya dan bersedekah pula, sedangkan yang jatuh kepada si pencuri, semoga ia berhenti mencuri.'" (Shahih Muslim 1698)

GARA-GARA MIMPI Q BERTAUBAT KEPADA ALLOH SWT

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Sejak dini, aku hidup sebagai pemabuk, tersesat dan ahli maksiat. Menzalimi manusia, merampas harta orang lain, makan riba dan bahkan menggebuki orang adalah pekerjaan harianku.

Tak ada hari dalam hidupku tanpa berbuat zalim terhadap manusia. Nyaris semua bentuk maksiat pernah aku lakukan.. Bahkan terkadang orang-orang yang tinggal di sekitarku ngeri mendengar namaku …

Aku ingin menikah ...

Pada suatu hari, aku sangat ingin menikah karena merindukan punya anak yang akan menghibur kehidupanku yang amat keras itu.

Lalu, aku menikahi seorang gadis di kotaku (Baghdad)dan setelah hampir setahun istrikupun melahirkan seorang bayi wanita yang amat mungil lagi cantik. Bayi itu ku beri nama“Fatimah”.

Entah bagaimana, aku amat mencintai Fatimah, bahkan melebihi orang lain di sekitarku. Semakin Fatimah tumbuh dengan sehat, imanku semakin tumbuh pula dalam hatiku dan maksiat semakin berkurang dalam kehidupanku.

Suatu hari, saat aku memegang gelas yang isinya khamar (minuman yang memabukkan), Fatimah melihatnya. Ia mencoba mendekatiku dan menghalangi akau meminum khamar tersebut. Aku tidak tahu kenapa Fatimah bisa melakukan hal itu. Pasti, Allah lah yang membuat Fatimah bisa berbuat seperti itu…

Fatimah semakin besar. Imankupun semakin bertambah dalam hatiku… Setiap aku mendekatkan diri pada Allah satu langkah, maka seperti itu pula aku menjauh dari maksiat. Kondisi seperti itu terus berlanjut sampai Fatimah berusia tiga tahun. Saat memasuki usia tiga tahun, tanpa sebab sakit sedikitpun, Fatimah meninggal dunia….

Kembali mejadi ahli maksiat ...

Sungguh tak masuk akal… peristiwa “kematian Fatimah” membuatku putus asa dan aku berbalik menjadi preman, lebih sadis dan kejam dari sebelum aku menikah … Aku kehilangan kesabaran yang seharusnya dimiliki oleh orang beriman saat menghadapi ujian. Aku gagal total dalam menghadapi ujian itu …

Kali ini, hidupku kembali sebagai ahli maksiat dan penuh kezaliman. Bahkan lebih dahsyat dari sewaktu aku masih muda.

Akhirnya, setan benar-benar berhasil mempermainkan kehidupanku. Sampai pada suatu saat, setan berkata padaku :

“Hari ini, hari yang paling bahagia bagi kamu. Kamu silahkan mabuk semabuk-mabukknya yang belum pernah terjadi sepanjang hidupmu…”

Mimpi hari kiamat ...

Akupun bertekad untuk mabuk dan minum khamar sebanyak-banyaknya. Sepanjang malam itu kerjaku hanya minum dan minum khamar …

Saat aku teler dan kemudian ketiduran, tiba-tiba aku bermimpi. Dalam mimpiku, aku sedang menghadapi sebuah peristiwa besar, yakni kiamat. Matahari tidak lagi memberikan cahayanya ke bumi. Laut berubah menjadi api raksasa.. Di bumi terjadi gempa yang amat dahsyat.. Semua manusia berkumpul di padang mahsyar .. Manusia sangat banyak dan hilir mudik bergelombang-gelombang.

Aku adalah salah satu di antara mereka.

Tiba-tiba, aku mendengar suara orang yang memanggil Fulan bin Fulan.. “Ayo segera menghadap yang Maha Perkasa”…Saat itu aku melihat ada orang yang hitam pekat wajahnya karena sangat ketakutan ..

Tak lama kemudian, aku mendengar suara memanggil namaku sambil berkata :” Ayo, segera kamu menghadap kepada yang Maha Perkasa”… Tiba-tiba saja semua manusia sangat banyak itu menghilang dari sekelilingku … Tinggal aku sendiri di tengah padang mahsyar yang amat luas itu.

Saat aku melihat ke suatu arah, tiba-tiba aku melihat ULAR yang sangat besar dan garang sedang menuju ke arah tempat aku berdiri sambil membuka mulutnya lebar-lebar .. Aku lari dan berlari menjauh dari kejaran ular tersebut karena sangat takut, sampailah aku meihat seorang KAKEK yang sudah sangat lemah .. Lalu aku berkata : “Bapak! Tolonglah aku dan selamatkan aku dari ular itu!”

Sang kakek berkata : “Wahai anakku, aku sendiri sangat lemah dan tidak berdaya sama sekali.. Cobalah anda lari ke suatu tempat di sana semoga ada yang bisa membantumu”.. Akupun berlari ke arah yang ditunjukkan kakek tersebut dan ular tersebut di belakangku, sedang di hadapanku ada nyala api yang sangat panas..

Saat itu aku berkata dalam diriku, kamu lari dari kejaran ular atau masuk ke dalam api besar itu? Namun aku tetap berlari sedang ular itu semakin menghampiriku ..

Aku coba balik lagi ke arah tempat seorang kakek yang menyarankan aku ke suatu tempat itu. Setelah melihatnya, aku berteriak memanggilnya kembali sambil berkata kepadanya:

“Demi Allah, tolonglah selamatkan aku! Engkau berkewajiban menyelamatkanku”…

Kakek itu pun menangis karena sedih melihat kondisiku sambil berkata : “Aku ini sudah sangat lemah, tidak mampu berbuat apa-apa, seperti yang kamu lihat sendiri. Cobalah lari ke arah bukit sana, semoga kamu selamat..”

Akupun berlari sekencang-kencangnya ke arah bukit yang diisyaratkan kakek tersebut…Sedangkan ular besar itu semakin mendekatiku. Setelah mendekati bukit tersebut, aku mendengar riuh suara anak-anak sedang berteriak memanggil anak-ku Fatimah sambil berkata : “Fatimah! Selamatkan ayahmu! Selamatkan segera ayahmu!”

Tiba-tiba saja Fatimah muncul di hadapanku. Seketika itu pula ketakutanku hilang dan rasa bahagia masuk ke dalam dadaku karena bertemu anakku yang meninggal saat berusia tiga tahun. Aku sangat bahagia karena bertemu anakku dan menyelamatkanku dari kondisi sulit seperti itu ..

Lalu Fatimah memelukku dengan tangan kanannya sambil mengusir ular besar itu dengan tangan kirinya. Aku seperti mayat (orang yang sudah mati) tak berdaya karena ketakutan …

Setelah ular itu pergi, Fatimah tiba-tiba duduk di atas pangkuanku persis seperti saat dia masih hidup dulu ..

Lalu Fatimah berkata :” Wahai ayahanda tercinta! Sudah saatnya orang-orang beriman itu hati mereka khusyuk mengingat Allah.. (QS. Al-Hadid / 57 : 16)”.

Setelah mendengarkan ucapan Fatimah, aku bertanya padanya : “Wahai anakku, apakah gerangan ULAR BESAR itu?"

Lalu Fatimah menjawabnya: Itulah AMAL KEJAHATANMU. Dengan kejahatan dan kezaliman, berarti ayahanda sendiri yang membesarkannya dan nyaris ia memakan ayah ..Tidakkah engkau tahu wahai ayahku bahwa semua amal yang dilakukan di dunia akan muncul dalam bentuk makhluk tertentu pada hari kiamat nanti? LAKI-LAKI yang LEMAH itu, menggambarkan AMAL SHOLEH ayah yang tak seberapa .. Engkau sendiri yang melemahkan dan mengerdilkannya sehingga ia menangis melihat kondisimu dan tak mampu berbuat apa-apa padamu.”

Kemudian anakku meneruskan ucapannya : “Kalaulah bukan engkau sebagai orang tuaku dan kalaulah bukan aku meninggal saat masih suci (anak-anak), tidak ada lagi yang bermanfaat bagimu….”

Tobat dan kembali ke pangkuan Allah ...

Tiba-tiba aku terbangun sambil berteriak … ”Saatnya ya Allah … Sekarang saatnya aku tobat yaa Robb … Benar, kapan saatnya bagi orang beriman untuk khusyuk hatinya mengingat Allah? Aku berjanji ya Allah … Sekarang juga saatnya …”

Setelah fikiranku agak tenang aku mandi. Saat itu persis waktu subuh. Setelah mandi, aku keluar rumah menuju masjid dekat rumahku dengan semangat bertobat dan kembali kepada pangkuan Allah. Saat aku masuk ke masjid, aku mendengar imam sedang membaca ayat persis seperti yang dibaca anakku dalam mimpi :

“Tidakkah sudah tiba saatnya bagi orang-orang beriman untuk khusyuk hati mereka mengingat Allah dan terhadap apa yang yang turun dari kebenaran (Al-Qur’an). Dan janganlah mereka seperti orang-orang ahlul kitab (Yahudi dan Nasrani) sebelumnya, maka lama masanya (mereka durhaka pada Allah), lalu hati mereka jadi keras dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik. (QS. Al-Hadid/57 :16)

Itulah cerita Malik Bin Dinar sebagaimana yang Beliau ceritakan sendiri. Seorang ulama besar zaman tabi’in (generasi setelah sahabat) yang sebelumnya adalah preman besar. Beliau terkenal dengan kebiasaannya menangis sepanjang malam sambil berdoa :

Ilahi … Engkau saja yang tahu siapa yang akan menjadi penghuni syurga dan siapa pula yang akan menjadi penghuni neraka .. Yang manakah aku yaa Robb?

Yaa Allah! Jadikanlah aku penduduk syurga dan jangan jadikan aku penghuni nerakamu!

Itulah Malik Bin Dinar. Setelah taubat, beliau belajar Islam dengan sungguh-sungguh sampai menjadi ulama besar di zamannya.

Beliau terkenal setiap hari berdiri di pintu masjid sambil berseru :

Wahai hamba yang melakukan maksiat dan dosa, kembalilah kepada Tuhannmu!

Wahai hamba yang masih lalai, kembalilah kepada Tuhanmu!
Wahai hamba yang lari dari Robb (Tuhan Penciptanya), kembalilah kepada-Nya!

Tuhanmu memanggilmu malam dan siang sambil berkata padamu:

Siapa yang datang dan mendekatkan diri kepada-Ku satu jengkal, maka Aku akan mendekat padanya satu hasta …

Siapa yang mendekatkan diri pada-Ku satu hasta, maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa …

Siapa yang datang pada-Ku sambil berjalan, maka Aku akan datang padanya sambil berlari …

Semoga Allah melunakkan hati kita untuk taubat dan segera kembali kepada-Nya … Aamiin

SIAPA YANG HARUS AKU TAATI?

Seorang gadis kecil baru saja pulang dari sekolah. Sesampainya dirumah, Sang Ibu melihatnya sedang bersedih. Dia pun bertanya kepada anakya tentang sebab kesedihannya. Gadis kecil itu pun menjawab: “Bu, tadi bu guru mengancamku akan dikeluarkan dari sekolah, karena pakaian panjang yang aku kenakan”. “Tetapi pakaian ini adalah pakaian yang dicintai Alloh, anakku!”.

“Benar bu, tapi Ibu guru tidak suka”.

“Baik nak, meskipun bu guru tidak suka, tet
api Alloh menyukainya”. Jadi, siapakah yang akan kamu ta’ati?


Akankah kamu taat kepada Alloh yang telah menciptakanmu, membentuk parasmu dan memberi nikmat kepadamu? Atau kamu akan taat kepada makhluk yang tidak bisa mendatangkan manfa’at kepadamu?”.

Alloh lah yang aku taati, bu !

Bagus nak. Kamu benar !

Keesokan harinya, sang anak tetap berangkat ke sekolah dengan mengenakan pakaian panjang dan ketika sang guru melihatnya, dia pun menghardik dengan kasar. Gadis tersebut tidak kuasa menghadapi hardikan sang guru, apalagi seisi kelas memandang kearahnya. Dan tangisan pun meledak.

Sambil terisak, anak itu melontarkan kata-kata singkat namun memiliki makna yang besar : “Demi Alloh, aku tidak tahu siapa yang harus aku taati, Anda atau Dia?”

“Dia siapa?” tanya sang guru.

Alloh Subhanahu Wa Ta’ala. Aku taati perintahmu, lalu aku mengenakan pakaian yang anda sukai dan bermaksiat kepada-Nya, ataukah aku akan mentaati-Nya dan mengabaikan perintah Anda?

“Aku akan tetap mentaati Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, walau harus mengalami segala kepahitan, jawab sang gadis.
Kata-kata itu keluar dari mulut mungil gadis tersebut. Kata-kata yang memperlihatkan loyalitas penuh kepada Alloh ta’ala. Dengan tegas gadis kecil itu menyatakan komitmen dan ketaatannya kepada perintah-perintah Alloh Yang Maha Kuasa.

Apa guru tersebut membiarkannya?

Sang guru meminta agar ibu anak tersebut dipanggil ke sekolah, apa yang kira-kira dia inginkan?

Sang ibu pun datang.

“Anak anda telah menasehatiku dengan nasehat yang paling berharga yang pernah aku dengar selama hidupku”, kata guru kepada sang ibu.

Ya, guru tersebut telah menerima nasehat dari muridnya yang masih kecil. Guru yang telah belajar tarbiyah dan memiliki ilmu pengetahuan yang sangat luas. Seorang guru yang ilmunya tidak menghalangi untuk menerima nasehat dari seorang anak kecil yang seusia dengan anaknya.

Selamat, bagi guru tersebut. Selamat pula bagi anak kecil yang ditelah ditempa dengan tarbiyah islam dan menggenggamnya dengan kuat. Dan selamat bagi sang ibu yang telah berhasil menanamkan rasa cinta kepada Alloh ta’ala dan Rasululloh kepada sang anak.

Maka dari itu wahai para ibu muslimah

Kalianlah yang menggenggam anak-anak kalian. Mereka ibarat adonan yang bisa dibentuk sesuai dengan kehendak kalian. Maka, segeralah untuk membentuk mereka sesuai dengan bentuk yang diridhoi Alloh dan Rasul-Nya.

Ajari mereka sholat

Ajari mereka untuk senantiasa taat kepada Alloh

Ajari mereka tentang keteguhan dan kebenaran

Ajarkan semua itu kepada mereka sebelum mereka memasuki usia dewasa

Jika mereka tidak sempat mendapatkan tarbiyah ketika kecil, niscaya kalian akan sangat menyesal karena kalian akan kehilangan anak kalian di masa dewasa mereka.

Gadis ini bukan hidup dimasa shahabat, maupun dimasa Tabi’in, tetapi gadis ini hidup di zaman yang penuh fitnah ini.

Kisah ini membuktikan bahwa sebenarnya kita mampu untuk mencetak generasi seperti gadis ini. Seorang gadis yang bertaqwa akan berani untuk menampakkan kebenaran serta tidak takut terhadap celaan orang yang mencela.

Saudari Mukminah, anakmu sekarang berada dihadapanmu, siramilah dia dengan air ketaqwaan dan keshalihan. Perbaikilah lingkungannya. Jauhkan ia dari berbagai virus dan obat-obat berbahaya.

Inilah tantangan yang berada dihadapanmu. Silahkan koreksi, apa yang telah kamu lakukan dengan amanah yang Alloh titipkan padamu.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, bersabda

“Barang siapa yang mencari keridhoan manusia dengan mengabaikan kemurkaan Alloh, niscaya Alloh akan melimpahkan urusannya kepada manusia. Dan barang siapa yang membuat manusia marah demi mencari keridhoan Alloh, niscaya Alloh akan mencukupkannya dari meminta bantuan manusia” (Al-Hadist). -rsk-

dikutip dari Mawaqifu Dzat “Syaikh Umar Al-Asyqor”